Nama :
Aswin Abel Fahriza
NPM
: 11511280
Kelas : 2 PA 07
Fakultas
: Psikologi
Jurusan : Psikologi
PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian diri
merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu
agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan
bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang
menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
PERTUMBUHAN
Tumbuh adalah perubahan ukuran
organisme karena bertambahnya sel - sel dalam setiap organisme yang tidak bisa
diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya
perubahan ukurang organisme dari kecil menjadi besar.
Urutan dalam
pertumbuhan antara lain:
·
Masa kandungan
·
Bayi
·
Masa anak - anak
·
Remaja
·
Dewasa
·
Manula
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan
bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk
mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi
dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Model - Model Hubungan interpersonal
Ada beberapa teori tentang hubungan interpersonal :
1 model pertukaran social
2.model peran
3.model intreraksional
Dalam
memulai hubungan interpersonal, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan
didalamnya. Hal - hal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut:
·
Pembentukan
·
Peneguhan hubungan
·
Intimasi dan hubungan pribadi
·
Intimasi dan pertumbuhan
HUBUNGAN DALAM PERKAWINAN
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini
adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini
terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu
melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Penyesuaian
Dalam Perkawinan
Banyak pasangan yang akhirnya berpisah karena merasa
sudah saling tidak cocok lagi. Ketidakcocokan yang dirasakan membuat
pertengkaran sering terjadi di antara mereka. Ketika ditanyakan apa
persoalannya, mereka menjawab hanya masalah sepele saja. Lantas pertanyaannya,
mengapa hanya karena masalah sepele saja bisa membuat pertengkaran dan akhirnya
menjadi perpisahan dalam pernikahan?!
Umumnya banyak pasangan yang kurang menyadari
pentingnya penyesuaian dalam pernikahan. Sebagian berpikir bahwa penyesuaian
dengan pasangan toh sudah dilakukan saat masa pacaran sebelum menikah; ada pula
yang beranggapan bahwa penyesuaian hanya perlu dilakukan di masa-masa awal
pernikahan saja. Akibat dari persepsi tersebut, mereka tidak siap ketika
menghadapi perubahan ataupun perbedaan pada diri pasangannya. Hal tersebut
akhirnya bisa memunculkan pikiran negatif terhadap pasangan yang seringkali
bila tidak dikonfirmasi akan menimbulkan kesenjangan diantara suami istri.
Penyesuaian dalam pernikahan pada dasarnya adalah hal
yang berjalan sepanjang waktu, sepanjang pernikahan itu bahkan hingga salah
satu dari pasangan meninggal dunia penyesuain tetap menjadi kebutuhan dan
keharusan. Di awal perkenalan sebelum menikah, keduanya masih saling berkenalan
luarnya saja, hanya mengenal kepribadian calon pasangannya secara umum saja.
Tentu itu tidak cukup. Oleh karenanya, di awal pernikahan pun pasangan masih
perlu penyesuaian dan pengenalan yang lebih mendalam lagi antara satu sama
lain, begitu seterusnya, penyesuaian pun perlu terus dilakukan dalam
pernikahan ketika istri hamil, anak pertama lahir, dst.
Penyesuaian dengan pasangan juga butuh kesabaran dan
kemauan untuk saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak
semua kebiasaan dan sifat-sifat pasangan akan sejalan dan sesuai dengan diri.
Oleh karenanya perlu memahami tentang kebiasaan pasangan, sifat dan
karakternya, hal-hal yang ia sukai dan ia tidak sukai, dsb. Perbedaan diantara
pasangan suami istri adalah suatu hal yang wajar, dan karena perbedaan itulah
Allah mempertemukan dan menyatukannya agar satu sama lain bisa saling
melengkapi. Ya, agar bisa saling melengkapi bukan untuk saling menyalahkan.
Suami dengan kelebihannya mampu membimbing dan menutupi kekurangan istri,
begitu sebaliknya istri mampu pula dengan kelebihannya menutupi kekurangan yang
ada pada diri suami. Dengan adanya saling pengertian satu sama lainnya
ini, maka keharmonisan dalam rumah tangga akan selalu menghiasi.
Perbedaan bukanlah sesuatu yang harus disamakan
ataupun dimusnahkan. Perbedaan adalah warna yang bisa menghiasi dan menceriakan
segalanya. Bila kita mampu menikmati, menerima dan mensyukuri setiap
perbedaan yang ada, maka semua akan terasa lebih indah, bahkan terkadang bisa
menjadi buah canda diantara pasangan. Sebaliknya bila perbedaan selalu
dijadikan ancaman maka tak dapat dipungkiri pertengkaran dan ketidakcocokan
akan selalu hadir.
Kebahagiaan dalam pernikahan kuncinya terletak di
hati, dan berada pada diri masing-masing pasangan. Bila hati keduanya
selalu menyatu untuk membahagiakan rumah tangganya, maka keduanya juga akan
saling merasakannya. Karena hati itu bergetar. Maka ketika dua hati
menyatu dan seirama, ia akan saling beresonansi, dan saling menggetarkan
satu sama lainnya. Bila getaran yang disampaikan adalah getaran hati yang
bahagia maka juga akan dirasakan oleh yang lainnya, namun bila getaran yang
disampaikan sedih, kecewa dan buruk sangka maka getaran yang disampaikan juga
akan terasa negatif. Sehingga tak heran, bila kita terkadang mampu merasakan
apa yang dirasakan oleh pasangan kita bila kita benar-benar menghidupkan hati.
SUMBER:
http://aswinabelfahriza.blogspot.com/2013/05/cinta-dan-perkawinan.html
http://aswinabelfahriza.blogspot.com/2013/05/hubungan-interpersonal.html
http://aswinabelfahriza.blogspot.com/2013/05/pertumbuhan-dan-perkembangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar