Nama :
Aswin Abel Fahriza
NPM
: 11511280
Kelas : 2 PA 07
Fakultas
: Psikologi
Jurusan : Psikologi
Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah
dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan,
tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga
menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi,
kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka
orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain
dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung
diantara komunikan.
Model - Model Hubungan interpersonal
Ada beberapa teori tentang
hubungan interpersonal :
1 model pertukaran social
2.model peran
3.model intreraksional
Yang pertama ada
model perukan pertukaran social
apah si model pertukaran social itu ?
Model pertukaran social ini memandang hubungan
interpersonal sebagai transaksi dagang .seseorang berhubungan dengan orang lain
karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
Thibault dan Kelley, dua orang
pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran
sosial sebagai berikut:
“Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami
adalah bahwa setiap
individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam
hubungan sosial hanya
selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari
segi ganjaran dan
biaya.
Ganjaran yang dimaksud adalah setiap
akibat yang dinilai positif yang
diperoleh seseorang dari suatu hubungan.
Contoh
Ganjaran dapat berupa uang,
penerimaan sosial, atau dukungan terhadap
nilai yang dipegangnya.
Sedangkan
yang dimaksud dengan biaya adalah akibat
yang negatif yang terjadi dalam
suatu hubungan.
Contoh : Biaya itu dapat berupa waktu,
usaha, konflik, kecemasan, dan
keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi
lain yang dapat menimbulkan efek efek
tidak menyenangkan.
Yang ke 2 ada
apa itu Model peran ?
Model peran dalam hubungan interpersonal
di sini di anggap sebagi panggung sandiwara .di sini semua orang di minta buat
memainkan perannya sesuai dengan naskah yang sudah di buat oleh masyarakat .
Contohnya
: anak sekolah menjalankan
perannya sebagai pelajar yang perannya adalah belajar
Ibu yang perannya mengurus keluarga
Hubungan interpersonal berjalan baik
apabila seseorang itu menjalannkan perannya dengan baik sesuai dengan peran yang
di jalankan .
Yang ke 3 ada
Model interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu sistem.
Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural,
integratif dan medan. Semua sistem
terdiri dari subsistem-subsistem yang saling
tergantung dan bertindak bersama
sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem
mempunyai kecenderungan
untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila
ekuilibrium dari sistem
terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap
hubungan interpersonal
harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi,
ekspektasi dan
pelaksanaan peranan.
Memulai Hubungan
Adapun
tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1. Pembentukan.
Tahap ini
sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan
hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang
permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi
dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya
identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan,
mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang
dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan
keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles
R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh
kategori, yaitu:
a. informasi demografis
b. sikap dan
pendapat (tentang orang atau objek).
c. rencana yang akan datang.
d. kepribadian.
e. perilaku pada masa lalu.
f. orang lain serta,
g. hobi dan minat.
2.
Peneguhan Hubungan.
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
A. Keakraban (pemenuhan
kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
B. Kontrol (kesepakatan
antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang
lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
C. Respon yang tepat
(feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah
memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang
tepat).
D.
Nada emosional yang
tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
Intimasi Dan Hubungan Pribadi
Pendapat beberapa ahli mengenai
intimasi, di antara lain yaitu :
a)
Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat
yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b)
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku
penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang
lain.
c)
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah
ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama
lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih
bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
d)
Levinger & Snoek (Brernstein dkk, 1988) merupakan suatu bentuk hubungan
yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara dua
individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan informasi, bukan saja pada
hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang terjadi di sekeliling
mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi pengalaman hidup,
keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi dalam hidup. Pada
tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk menyayangi,
memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal tertentu yang
terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e)
Atwater (1983) mengemukakan bahwa intimasi mengarah pada suatu
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
Dalam suatu
hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy
love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau
mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan maka
yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng
atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari
pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan tersebut bubar dan
tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang harmonis dan
langgeng.
Komunikasi
yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka pun menjadi
modal yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis. Maka jangan kaget
apabila komunikasi kita dengan pasangan tidak berjalan dengan mulus atau selalu
terjaga bisa jadi hubungan kita akan terancam bubar atau hancur. Tentu saja itu
akan menyakitkan hati kita dan setiap pasangan di dunia ini pun tidak pernah
menginginkan hal berikut.
Intimasi Dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran,
untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak
akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa
kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri
sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita.
Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan
demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah
menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh
pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi
kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada
didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka
terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita tidak mengenal dan tidak
menerima siapa diri kita secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa
hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita
sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang
berkepribadian tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan
dengan cinta yang tulus .
Sumber:
http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/hubungan-interpersonal.html
http://novitaella.blogspot.com/2012/04/model-model-hubungan-interpersonal.html
http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/hubungan-interpersonal.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar